Riba dalam Islam: Kenapa Harus Dihindari dan Apa Alternatifnya?

Riba dalam Islam: Kenapa Harus Dihindari dan Apa Alternatifnya?

Riba dalam Islam diharamkan karena dianggap merusak keadilan ekonomi dan menimbulkan ketimpangan sosial. Bagi Gen Z dan milenial yang ingin hidup sesuai prinsip syariah, memahami alasan larangan riba dan alternatif keuangan halal adalah langkah penting menuju masa depan finansial yang berkah dan berkelanjutan. Artikel ini menjelaskan tentang Riba dalam Islam: Kenapa Harus Dihindari dan Apa Alternatifnya?.

Riba dalam Islam: Kenapa Harus Dihindari dan Apa Alternatifnya?

🧠 Apa Itu Riba?

Secara bahasa, riba berarti tambahan atau kelebihan. Dalam konteks Islam, riba merujuk pada tambahan yang diambil dari transaksi utang-piutang atau jual beli secara tidak adil, terutama dalam bentuk bunga atau keuntungan yang tidak seimbang. Menurut dan Muamalahemas.com, riba bisa terjadi dalam dua bentuk utama:

  • Riba nasi’ah: tambahan karena penundaan pembayaran utang.
  • Riba fadhl: pertukaran barang sejenis dengan jumlah atau kualitas yang tidak setara.

Riba dilarang secara tegas dalam Al-Qur’an, di antaranya dalam Surah Al-Baqarah ayat 275–279. Larangan ini bukan hanya soal hukum, tapi juga soal etika dan keadilan sosial.

💡 Kenapa Riba Diharamkan?

  1. Merusak keadilan ekonomi Riba membuat pihak yang meminjam berada dalam posisi lemah, sementara pemberi pinjaman mendapat keuntungan tanpa risiko. Ini bertentangan dengan prinsip keadilan dalam Islam.
  2. Menimbulkan ketimpangan sosial Sistem berbasis riba cenderung memperkaya yang sudah kaya dan memperberat yang miskin. Dalam jangka panjang, ini bisa menciptakan jurang sosial yang makin lebar.
  3. Mendorong eksploitasi dan tekanan psikologis Banyak kasus di mana peminjam terjebak utang berbunga tinggi, hingga mengalami stres, konflik keluarga, bahkan kehilangan aset.
  4. Menghilangkan keberkahan Islam menekankan bahwa harta yang diperoleh dengan cara tidak halal akan kehilangan keberkahan dan bisa berdampak negatif pada kehidupan spiritual dan sosial.

Opini umum: Banyak anak muda yang tidak sadar bahwa bunga kartu kredit, pinjaman online, atau cicilan konsumtif bisa termasuk riba jika tidak sesuai prinsip syariah.

📉 Dampak Riba dalam Kehidupan Modern

  • Finansial: utang berbunga tinggi bisa menggerus penghasilan dan menghambat pertumbuhan aset.
  • Psikologis: tekanan untuk membayar bunga bisa memicu stres dan gangguan mental.
  • Spiritual: hidup dengan utang riba bisa membuat seseorang merasa jauh dari nilai-nilai Islam.

Menurut Republika, riba membuat seseorang merasa senang saat memberi pinjaman karena akan mendapat lebih banyak, padahal itu merugikan pihak lain secara sistemik.

🧩 Alternatif Keuangan Bebas Riba

Islam tidak melarang transaksi keuangan, tapi mengatur agar adil dan transparan. Berikut beberapa alternatif yang bisa dipilih:

1. Akad syariah

Gunakan akad seperti murabahah (jual beli dengan margin), ijarah (sewa), musyarakah (kerja sama modal), atau mudharabah (bagi hasil). Akad-akad ini menekankan transparansi dan pembagian risiko.

2. Bank syariah

Pilih produk dari bank syariah yang diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS). Produk seperti tabungan, pembiayaan rumah, dan investasi syariah dirancang bebas riba.

3. Investasi halal

Gunakan reksa dana syariah, saham syariah (yang masuk indeks ISSI), atau emas fisik. Pastikan tidak ada unsur riba, gharar (ketidakpastian), dan maysir (spekulasi berlebihan).

4. Koperasi syariah dan peer-to-peer syariah

Alternatif komunitas yang berbasis gotong royong dan prinsip syariah. Cocok untuk UMKM dan kebutuhan modal kecil.

📚 Tips Praktis untuk Gen Z dan Milenial

Langkah Penjelasan
Cek akad sebelum transaksi Pastikan tidak ada bunga atau penalti yang tidak sesuai syariah
Gunakan aplikasi keuangan syariah Seperti Bank Syariah Indonesia Mobile, ALAMI, atau Investree Syariah
Belajar literasi keuangan syariah Ikut webinar, baca buku, atau konsultasi dengan ustaz/ahli ekonomi Islam
Hindari utang konsumtif Fokus pada utang produktif yang memberi nilai tambah
Bangun dana darurat Agar tidak terpaksa berutang berbunga saat krisis

🔚 Kesimpulan: Hidup Bebas Riba Itu Mungkin, Asal Mau Belajar

Riba bukan sekadar larangan hukum, tapi peringatan spiritual dan sosial. Islam mengajarkan bahwa transaksi harus adil, transparan, dan saling menguntungkan. Bagi Gen Z dan milenial, hidup bebas riba bukan berarti anti teknologi atau anti kemajuan—tapi soal memilih jalan yang berkah dan berkelanjutan.

Karena pada akhirnya, keputusan finansial yang halal bukan hanya soal untung—tapi soal tenang, adil, dan penuh keberkahan.

Jika Anda memiliki pertanyaan atau membutuhkan bantuan mengenai permasalahan utang piutang, konsultasikan segera bersama kami. Kami siap membantu dalam memberikan solusi atas masalah utang piutang Anda.
👉 Klik di sini untuk menghubungi kami

Apakah informasi ini bermanfaat?

Ya
Tidak
Terima kasih atas umpan baliknya!

Jasa penagihan utang terpercaya

Indra Pratama

Indra Pratama

CFO

Kami merasa sangat terbantu dengan layanan Debt. Prosesnya sederhana, namun hasilnya maksimal dan efesien.

Laras Putriani

Laras Putriani

Direktur Pengembangan Bisnis

Dengan dukungan Debt, proses penagihan menjadi lebih mudah dan terstruktur. Sangat memuaskan!

Rini Astuti

Rini Astuti

Direktur Keuangan

Dengan pendekatan yang sistematis dan profesional, Debt berhasil membantu kami menyelesaikan banyak masalah penagihan. 

Baca juga

Tips

Surat pernyataan pengakuan utang

Surat Pernyataan Pengakuan Utang adalah dokumen tertulis yang dibuat dan ditandatangani oleh pihak yang berutang (debitur) untuk menyatakan secara resmi bahwa ia