Perempuan memainkan peran krusial dalam pengelolaan keuangan dan hutang dalam komunitas, baik di tingkat individu maupun keluarga. Berbagai survei menunjukkan bahwa perempuan Indonesia memiliki tingkat literasi keuangan yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2022 mengungkapkan bahwa literasi keuangan perempuan mencapai 50,30%, sedikit lebih tinggi daripada laki-laki yang berada di angka 49,10%. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan lebih memahami produk dan layanan keuangan. Wanita dan Utang: Peran Gender dalam Masalah Keuangan, serta memiliki kemampuan lebih baik dalam mengelola keuangan pribadi.
Selain itu, survei yang dilakukan oleh Katadata Insight Center (KIC) pada tahun 2021 menemukan bahwa perempuan lebih disiplin dan detail dalam mengelola keuangan dibandingkan laki-laki. Sebanyak 42% responden perempuan rutin menabung, sementara hanya 33% laki-laki yang melakukan hal serupa. Perempuan juga lebih cenderung membuat catatan pengeluaran secara rinci. Mereka memisahkan tabungan dari rekening kebutuhan sehari-hari, dan menyimpan uang untuk modal usaha.
Perempuan dan Utang: Tantangan Sosial dan Ekonomi
Meskipun memiliki keunggulan dalam literasi dan pengelolaan keuangan, perempuan tetap menghadapi tantangan terkait utang. Peran ganda sebagai pengelola keuangan keluarga dan, dalam banyak kasus, sebagai pencari nafkah utama, membuat perempuan rentan terhadap tekanan finansial. Keterbatasan akses terhadap sumber daya ekonomi, diskriminasi gender, dan tanggung jawab domestik yang tidak seimbang dapat mempengaruhi kemampuan perempuan dalam mengelola utang.
Namun, data menunjukkan bahwa perempuan memiliki kinerja yang baik dalam hal pinjaman. Menurut VP Institutional Funding Investree, Dhannie Ullyza Zawir, pada tahun 2021, sekitar 69% atau Rp36,7 miliar pinjaman diberikan kepada 7.887 peminjam perempuan. Selain itu, tingkat kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) untuk debitur perempuan berada di level 3,48%, lebih rendah dibandingkan laki-laki yang mencapai 45,5%. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan lebih bertanggung jawab dalam memenuhi kewajiban finansial mereka.
Peran Lembaga Keuangan dan Edukasi
Peningkatan literasi dan inklusi keuangan perempuan tidak terlepas dari peran lembaga keuangan dan edukasi. OJK, misalnya, telah menjadikan perempuan sebagai sasaran prioritas dalam strategi keuangan pada 2019-2022, dengan berbagai program edukasi yang ditujukan untuk meningkatkan pemahaman keuangan di kalangan perempuan. Langkah-langkah ini penting untuk memastikan perempuan memiliki akses yang setara terhadap layanan keuangan dan mampu mengelola utang dengan bijak.
Wanita dan Utang: Peran Gender dalam Masalah Keuangan
Perempuan Indonesia menunjukkan kemampuan yang baik dalam literasi dan pengelolaan keuangan. Hal tersebut memiliki tanggung jawab yang tinggi dalam memenuhi kewajiban utang. Namun, tantangan sosial dan ekonomi masih ada, sehingga diperlukan dukungan berkelanjutan dari berbagai pihak untuk memastikan perempuan dapat mengelola keuangan dan utang dengan lebih efektif.
<p>Untuk informasi dan layanan lebih lanjut mengenai pengelolaan utang. Anda dapat menghubungi kami melalui email di info@debt.co.id atau menggunakan formulir digital di https://debt.co.id/kontak. Kami menyediakan jasa layanan debt collector jakarta 24 jam berbasis digital pertama di Indonesia. Debt.co.id siap membantu Anda mengelola keuangan dengan lebih baik.