Utang Negara dan Politik: Apakah Janji Kampanye Bisa Membebani Generasi Mendatang?

Utang Negara dan Politik: Apakah Janji Kampanye Bisa Membebani Generasi Mendatang?

Utang Negara dan Politik: Apakah Janji Kampanye Bisa Membebani Generasi Mendatang?

Di tengah euforia pemilu dan janji kampanye yang bombastis, satu hal yang sering luput dari perhatian publik—terutama generasi muda—adalah bagaimana janji-janji tersebut dibiayai. Apakah melalui pajak? Dana cadangan? Atau utang negara?. Utang Negara dan Politik: Apakah Janji Kampanye Bisa Membebani Generasi Mendatang?

Buat kamu yang Gen Z atau milenial, memahami hubungan antara utang negara dan politik anggaran bukan cuma soal literasi ekonomi, tapi juga soal masa depanmu. Karena utang yang dibuat hari ini bisa jadi beban fiskal yang kamu tanggung puluhan tahun ke depan.

📉 Fakta Utang Negara Indonesia 2025

Menurut data dari Kompas dan Monitor Indonesia, utang pemerintah Indonesia yang jatuh tempo pada tahun 2025 mencapai Rp 800,33 triliun, terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 705,5 triliun dan pinjaman luar negeri Rp 100,19 triliun. Bahkan, total utang yang jatuh tempo selama periode 2025–2028 diperkirakan menyentuh Rp 3.125 triliun.

Meski rasio utang terhadap PDB masih di bawah batas aman (sekitar 40% dari PDB), lonjakan tajam dari 29% ke 40% dalam satu tahun menunjukkan tekanan fiskal yang serius.

🧠 Janji Kampanye dan Politik Anggaran

Janji kampanye seperti makan bergizi gratis, subsidi pendidikan, atau bantuan langsung tunai memang terdengar mulia. Tapi pertanyaannya: dari mana dananya?

Dalam praktiknya, banyak program populis dibiayai lewat utang. Pemerintah menerbitkan SBN atau mengambil pinjaman luar negeri untuk menutup defisit anggaran. Ini sah secara hukum, tapi punya konsekuensi jangka panjang.

Opini umum: Janji kampanye sering kali tidak disertai dengan analisis fiskal yang matang. Akibatnya, generasi mendatang harus menanggung bunga dan cicilan utang yang dibuat hari ini.

💸 Dampak Utang Politik bagi Generasi Muda

  1. Beban Pajak di Masa Depan Untuk membayar utang, pemerintah bisa menaikkan pajak atau mengurangi subsidi. Ini berarti kamu mungkin harus bayar lebih untuk layanan publik di masa depan.
  2. Terbatasnya Ruang Fiskal Utang yang besar membatasi kemampuan pemerintah untuk merespons krisis atau membiayai program baru. Generasi muda bisa kehilangan kesempatan untuk menikmati kebijakan progresif.
  3. Risiko Ketergantungan pada Utang Jika utang terus jadi solusi jangka pendek, negara bisa terjebak dalam siklus utang. Ini bisa memengaruhi stabilitas ekonomi dan nilai tukar.

🧩 Apakah Semua Utang Negara Buruk?

Tidak. Dalam ekonomi publik, utang bisa jadi alat pembangunan. Misalnya, utang untuk infrastruktur, pendidikan, atau riset bisa menghasilkan pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Yang jadi masalah adalah utang yang tidak produktif—misalnya untuk program populis yang tidak punya dampak ekonomi nyata, atau utang yang digunakan untuk menutup defisit tanpa reformasi struktural.

Fakta: Menurut Kompasiana, utang yang digunakan untuk belanja sosial tanpa strategi fiskal bisa memperbesar risiko makroekonomi.

🔍 Apa yang Bisa Dilakukan Gen Z dan Milenial?

  1. Melek Politik dan Fiskal Jangan cuma lihat janji kampanye, tapi juga cek bagaimana program itu akan dibiayai. Tanyakan: apakah realistis? Apakah ada dampak fiskal?
  2. Ikut Mengawasi APBN dan RAPBN Kamu bisa akses dokumen anggaran di situs Kemenkeu dan DPR. Lihat alokasi belanja dan sumber pembiayaan.
  3. Pilih Pemimpin yang Punya Visi Fiskal Jangka Panjang Pemimpin yang berani bicara soal reformasi pajak, efisiensi anggaran, dan pengelolaan utang lebih layak dipertimbangkan daripada yang hanya menjanjikan bantuan instan.

🔚 Kesimpulan: Utang Negara Itu Warisan, Bukan Sekadar Angka

Utang negara bukan cuma urusan teknokrat atau pejabat. Itu adalah warisan fiskal yang akan kamu tanggung sebagai generasi penerus. Janji kampanye yang tidak realistis bisa memperbesar utang dan membatasi ruang gerakmu di masa depan.

Karena pada akhirnya, politik anggaran hari ini adalah penentu kualitas hidup generasi mendatang.

Jika Anda memiliki pertanyaan atau membutuhkan bantuan mengenai permasalahan utang piutang, konsultasikan segera bersama kami. Kami siap membantu dalam memberikan solusi atas masalah utang piutang Anda.
👉 Klik di sini untuk menghubungi kami

Apakah informasi ini bermanfaat?

Ya
Tidak
Terima kasih atas umpan baliknya!

Jasa penagihan utang terpercaya

Indra Pratama

Indra Pratama

CFO

Kami merasa sangat terbantu dengan layanan Debt. Prosesnya sederhana, namun hasilnya maksimal dan efesien.

Laras Putriani

Laras Putriani

Direktur Pengembangan Bisnis

Dengan dukungan Debt, proses penagihan menjadi lebih mudah dan terstruktur. Sangat memuaskan!

Rini Astuti

Rini Astuti

Direktur Keuangan

Dengan pendekatan yang sistematis dan profesional, Debt berhasil membantu kami menyelesaikan banyak masalah penagihan. 

Baca juga

Tips

Surat pernyataan pengakuan utang

Surat Pernyataan Pengakuan Utang adalah dokumen tertulis yang dibuat dan ditandatangani oleh pihak yang berutang (debitur) untuk menyatakan secara resmi bahwa ia